Fakultas Syariah Selenggarakan Bedah Buku Jemaah Islamiyah Bersama Densus 88 Anti Teror
Salatiga, (25/06/2025)- Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga menyelenggarakan kegiatan bedah buku tentang “Perjalanan Kisah Jemaah Islamiyah”. Kegiatan tersebut berlangsung di Gedung Dekanat Fakultas Syariah Lt. 3 dan dihadiri oleh puluhan mashasiswa. Tujuan dari kegiatan bedah buku ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada para mahasiswa agar mengetahui dan mewaspadai akan bahayanya jejak dari jemaah islamiyah yang mengandung unsur gerakan radikaslisme.
Kegiatan bedah buku di buka dengan bacaaan Bismillahi oleh Prof. Dr. Ilyya Muhsin, M.Si., selaku Dekan Fakultas Syariah UIN Salatiga. Pada awal sambutanya beliau mengucapkan terima kasih banyak kepada tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Kepolisian Negara Republik Indonesia yang telah berkenan hadir untuk menjalin kerja sama. “kegiatan ini sangat relevan untuk mashasiswa, karena kampus kita memiliki visi moderasi beragama”, ujar Prof. Ilyya.

Prosesi kegiatan bedah buku menghadirkan lima pembicara yang paham tentang jejak kisah jemaah islamiyah. Pembicara pertama oleh Sukron Ma’mun, Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama sekaligus Sosiolog Peneliti Gerakan Keagamaan, beliau menyampaikan bahwa Jemaah Islmiyah ini sangat menginginkan untuk membuat daulah. Pada akhirnya jemaah islamiyah ini berprinsip untuk mewujudkan organisasi yang santun dan tidak mudah mengkafiri orang lain. Selanjutnya beliau mengakhiri diskusinya dengan dua buah pantun yakni;
Ke Semarang beli lumpia
Jangan lupa Mampir di simpang lima
Terima kasih bapak-bapak sudah ke Salatiga
Insyallah Salatiga damai sejahtera
Dari Semarang ke Salatiga
Kotanya sejuk, damai, nan harmoni
JI sudah membubarkan diri dengan legawa
Kini cintai damai disemai untuk NKRI
Pembicara kedua, Prof. Dr. Ilyya Muhsin, M.Si., selaku Dekan Fakultas Syariah UIN Salatiga yang mempunyai pengalaman dalam meneliti gerakan radikalisme. Beliau menjelaskan terkait dengan anatomi kelompok radikalisme terbagi menjadi beberapa jenis kelompok radikalisme yaitu, Hizbut Tahrir, Negara Islam Indonesia (NII) dan Jamaah Islamiyah. “kelompok tersebut memiliki sistem yang rapih dan tertutup”, tutur Prof. Ilyya.

Kompol. Agus Isnaini selaku perwakilan dari Desnus 88 yang menjelaskan bahwa Jemaah Islamiyah telah membubarkan diri sejak bulan Juni 2024 tanpa adanya paksaan. “saat ini para Jemaah Islamiyah telah kembali ke ideologi Pancasila”, tambah Kompol., Agus.
Khoiril Anam salah satu penulis buku Perjalanan Kisah Jemaah Islamiyah menjelaskan bahwa buku tersebut menggambarkan tentang lahirnya pergerakan Jemaah Islamiyah sampai dengan masa pembubarannya. “anggota Jemaah Islmaiah ini bukan berasal dari manusia yang kosong kantong, kosong pikiran dan kosong hati, akan tetapi berasal dari orang-orang yang mumpuni dan berada dan baik”, tegas Khairil Anam.
Ustadz Para Wijayanto dari Eks Amir Jemaah Islamiyah, menjalaskan bahwa kami telah telah membubarkan Jemaah islmiyah bukan hanya dari niat saja, akan tetapi dengan siyasah, “kami telah bersepakat untuk menyerahkan diri dan kembali dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”, tutur beliau. Kelima pembicara kegiatan bedah buku ini dipandu oleh Dr. M. Chaerul Huda, M.H., selaku instruktur nasional moderasi beragama.
Kegiatan bedah buku ditutup dengan pembagian doorprize bagi para mahasiswa yang telah aktif bertanya.

Kontributor: Zamhuri Maknawi (Mahasiswa Hukum Tata Negara 2022)