Belasan Mahasiswa Kristen Kunjungi Fakultas Syariah
Salatiga (02 Desember 2024) – Belasan mahasiswa Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga dan mahasiswa Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja mengunjungi Fakultas Syariah UIN Salatiga. Kunjungan ini diterima oleh Dr. Muhammad Chairul Huda, SHI., M.H. selaku dosen sekaligus Sekretaris Jurusan Fakultas Syariah UIN Salatiga.
Natanael Christian Wicaksono selaku koordinator rombongan menjelaskan, “Selain untuk bersilaturrahim, kunjungan ini dalam rangka belajar dan memahami tentang rukun Islam yang keempat, yakni puasa. Kami berharap mendapatkan informasi langsung dari orang Islam. Kunjungan ini sekaligus dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Islam dan Muslim di Indonesia,” ujar mahasiswa kelahiran Jakarta ini.
Dr. Muhammad Chairul Huda, M.H menjelaskan, “Betul bahwa dalam ajaran syariat Islam ada yang namanya rukun Islam, yakni Syahadat, Shalat, Membayar Zakat, Melaksanakan puasa dan beribadah haji. Syahadat merupakan kesaksian diri setiap orang Islam bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW adalah Rasululullah. Shalat adalah ritual yang dilaksanakan minimal lima kali dalam sehari. Zakat adalah memberikan sebagian harta benda di jalan Allah. Zakat ini secara umum dibagi menjadi dua, yakni zakat fitrah dan zakat maal (harta). Ritual puasa diwajibkan pada bulan Ramadhan. Dan ibadah haji bagi yang mampu ke Baitullah di Mekkah.”
Lebih lanjut, Chairul menjelaskan, “Puasa merupakan ibadah yang (paling tidak) mengandung tiga dimensi, yakni dimensi ilahiah, dimensi sosial dan dimensi jasadiyah. Dimensi ilahiah maksudnya, melakukan puasa dengan menahan diri dari makan, minum, berhubungan seksual, sejak fajar hingga maghrib yang merupakan ibadah privat. Artinya hanya si pelaku dan Allah SWT sajalah yang tau. Orang bisa saja ikut sahur tapi siangnya makan di warteg lalu pura-pura melanjutkan puasa lagi dan pura-pura buka puasa pada waktu maghrib. Oleh karenanya, puasa mengajarkan tentang kejujuran dan keikhlasan untuk menjalankan syariat. Dimensi sosial maksudnya, dengan menahan lapar dan dahaga pada waktu yang relatif lama (sekira 14 jam), diharapkan tumbuh empati kepada orang-orang yang hidup penuh kekurangan. Sementara dimensi jasadiyah, telah banyak penelitian yang menjelaskan bahwa puasa baik untuk kesehatan badan. Meski demikian, semua perintah Allah SWT pasti demi kebaikan manusia. Baik yang tersirat maupun yang tersurat. Ajaran dan kewajiban tentang puasa Ramadhan ini sendiri termaktub dalam Al-Qur’an, diantaranya Al-Baqarah 183, 184, 185, 187.” Terang Doktor lulusan Universitas Diponegoro ini.
Chairul juga mengatakan, bahwa dalam ajaran Islam ada hari-hari yang wajib puasa, yakni di Bulan Ramadhan. Ada hari-hari yang sunnah (dianjurkan) untuk melaksanakan puasa, misalnya puasa enam hari pada bulan syawal, puasa hari tarwiyah dan arafah (tanggal 8 dan 9 dzulhijjah), puasa hari senin-kamis dan banyak lagi. Namun demikian, terdapat hari-hari yang diharamkan puasa, yakni pada tanggal 1 Syawal (Idul Fitri), 10 dzulhijjah (Idul Adha), dan tanggal 11,12,13 dzulhijjah (hari Tasyrik).
Meski berlatar belakang agama yang berbeda, para mahasiswa antusias dengan diskusi tentang puasa ini. Banyak pertanyaan yang dilontarkan guna mendalami hakikat puasa dalam ajaran Islam. Diskusi lintas iman seperti ini bermanfaat agar saling memahami serta bertoleransi akan keyakinan dan ajaran agama lain.
Selain berdiskusi, para mahsiswa yang notabene calon-calon pendeta ini mengunjugi perpustakaan Kampus 2 UIN Salatiga. Mereka dengan seksama membaca buku-buku dan literatur yang ada. Perpustakaan Kampus 2 UIN Salatiga memiliki puluhan ribu koleksi, mulai dari kitab-kitab klasik (turats) hingga buku-buku tentang Hukum Islam dan Ke-Islam-an kontemporer yang bisa diakses secara gratis oleh mahasiswa.