Fakultas Syariah Lepas Alumni dengan Pembekalan Kuliah di Luar Negeri
Salatiga, (28 Juli 2025)- Fakultas Syariah UIN Salatiga menggelar acara pelepasan wisuda pada 28 Juli 2025, yang bertempat di Aula Kampus 2. Acara tersebut diikuti oleh 130 mahasiswa dari tiga program studi, yakni Hukum Keluarga Islam (HKI) sebanyak 53 orang, Hukum Tata Negara (HTN) 46 orang, dan Hukum Ekonomi Syariah (HES) 31 orang.
Tidak sekadar seremoni pelepasan, kegiatan ini juga diisi dengan pembekalan alumni bertema “Meraih Asa Kuliah di Luar Negeri”, menghadirkan dua narasumber yang saat ini sedang menempuh pendidikan pascasarjana di luar negeri. Mereka adalah Mihmidati Hilmia, mahasiswa program S2 Health Psychology di Victoria University of Wellington, New Zealand, serta Ir. Harun Ismail, M.T., kandidat doktor di National Taiwan University of Science and Technology (NTUST), Taiwan.

Dekan Fakultas Syariah, Prof. Dr. Ilyya Muhsin, M.Si., dalam sambutannya menegaskan pentingnya pembekalan ini bagi para lulusan baru. Menurutnya, kuliah di luar negeri dapat memberikan pengalaman akademik dan kultural yang berharga serta memperluas wawasan para alumni.
“Materi hari ini sangat penting, apalagi disampaikan langsung oleh mereka yang berpengalaman, yakni Mbak Mihmidati Hilmia dan Mas Harun Ismail. Keduanya tengah menempuh studi di luar negeri dan dapat berbagi pengalaman berharga kepada Anda semua. Terima kasih Mbak Hilmi dan Mas Harun atas kesediaannya berbagi,” ujar Prof. Ilyya.
Kegiatan ini dipandu oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja Sama, Sukron Ma’mun,Ph.D yang juga merupakan alumni Western Sydney University, Australia. Ia menjelaskan bahwa pemilihan narasumber dari New Zealand dan Taiwan bertujuan agar mahasiswa memperoleh gambaran yang beragam mengenai pengalaman studi di negara-negara Asia maupun kawasan dengan kultur Barat.
Dalam paparannya, Mihmidati Hilmia menyampaikan bahwa kuliah di luar negeri merupakan kesempatan emas untuk menimba ilmu dan membangun jejaring internasional. Ia menambahkan bahwa interaksi dengan mahasiswa dari berbagai negara serta dosen-dosen berkelas dunia memperkaya pemahaman dan sudut pandang akademik.

Ia juga berbagi pengalaman tentang proses panjang yang dilaluinya, mulai dari pendaftaran hingga masa awal perkuliahan. Menariknya, sebelum resmi kuliah di New Zealand, ia sempat tinggal di Sydney, Australia, dan bahkan mendapatkan kesempatan menunaikan ibadah haji dari Australia tanpa harus melalui proses antre panjang sebagaimana di Tanah Air.
