Perluas Syiar di Malaysia, Wadek I FASYA UIN Salatiga Kenalkan Metode “Sur’aty” di UiTM
Cawangan Terengganu, MALAYSIA (11 Desember 2025) – Fakultas Syari’ah (FASYA) Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga terus memperkuat eksistensinya di kancah internasional melalui aksi nyata pengabdian masyarakat. Pada Kamis, 11 Desember 2025, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan FASYA UIN Salatiga, Dr. Farkhani, S.H.I., S.H., M.H., sukses menggelar pelatihan akselerasi baca Al-Qur’an di Universiti Teknologi MARA (UiTM), Malaysia.
Dalam kegiatan bertajuk International Community Services tersebut, Dr. Farkhani memperkenalkan sebuah inovasi pembelajaran yang revolusioner bernama Metode Sur’aty. Kehadiran metode ini menjadi oase bagi para pembelajar Al-Qur’an yang mendambakan kecepatan dan kemudahan tanpa mengurangi kaidah makharijul huruf yang benar.

Solusi Praktis untuk Semua Kalangan
Metode Sur’aty (yang secara harfiah berarti “kecepatanku”) dirancang khusus untuk memangkas waktu belajar membaca Al-Qur’an yang biasanya memakan waktu berbulan-bulan menjadi jauh lebih singkat. Dr. Farkhani menjelaskan bahwa metode ini sangat efektif bagi pembelajar awal (beginner) yang ingin segera mampu membaca kitab suci umat Islam tersebut.
“Kami merumuskan Sur’aty agar dapat diterima oleh berbagai lapisan usia. Mulai dari pelajar dan mahasiswa yang memiliki mobilitas tinggi, para orang tua dan lansia yang ingin mengejar ketertinggalan, hingga para mualaf yang baru saja memulai perjalanan spiritualnya,” ujar Dr. Farkhani di sela-sela pelatihan.
Kelebihan utama metode ini terletak pada simplifikasinya. Fokus pembelajaran diarahkan pada pengenalan pola bunyi dan bentuk huruf secara intuitif, sehingga peserta tidak merasa terbebani oleh teori tajwid yang terlalu kompleks di tahap awal.
Respon Positif dari Akademisi UiTM
Acara yang berlangsung khidmat namun interaktif ini dihadiri oleh tokoh penting UiTM, di antaranya Dr. Haslenna binti Hamdan, selaku Liaison Officer of International Affairs (LO-OIA), beserta belasan dosen dari berbagai fakultas di lingkungan UiTM.
Dr. Haslenna memberikan apresiasi yang sangat tinggi terhadap efektivitas metode yang dibawa oleh delegasi UIN Salatiga ini. Menurutnya, kepraktisan Sur’aty adalah kunci mengapa metode ini sangat relevan untuk diterapkan di lingkungan kampus maupun masyarakat umum di Malaysia.
“Metode Sur’aty ini sangat simpel dan tidak bertele-tele. Bayangkan saja, materi pembelajarannya hanya merangkum poin-poin penting dalam 20 halaman saja. Tentu ini akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa kami yang ingin belajar dengan cepat di tengah kesibukan kuliah,” ungkap Dr. Haslenna.
Lebih lanjut, Dr. Haslenna menambahkan bahwa dampak dari pelatihan ini akan meluas melampaui batas kampus. Hal ini dikarenakan beberapa dosen yang hadir dalam sesi tersebut juga merupakan guru mengaji di lingkungan tempat tinggal mereka masing-masing. Mereka berencana mengadopsi teknik Sur’aty untuk diajarkan kembali kepada jamaah dan anak-anak di komunitas mereka di Malaysia.

Mempererat Kerja Sama Antarbangsa
Kegiatan pengabdian internasional ini bukan sekadar transfer ilmu, melainkan juga simbol penguatan kerja sama antara UIN Salatiga dan UiTM Malaysia. Dr. Farkhani berharap bahwa melalui literasi Al-Qur’an, hubungan emosional dan akademik antara kedua institusi dapat terus berkembang.
“UIN Salatiga berkomitmen untuk tidak hanya unggul dalam riset akademik, tetapi juga memberikan solusi nyata bagi problematika umat, salah satunya adalah pemberantasan buta aksara Al-Qur’an melalui metode yang adaptif dengan perkembangan zaman,” pungkas Dr. Farkhani.
Dengan suksesnya pelatihan ini, Metode Sur’aty diharapkan dapat menjadi salah satu instrumen dakwah yang efektif di Asia Tenggara, membawa kemudahan bagi setiap muslim untuk kembali berinteraksi dengan Al-Qur’an secara lebih intensif dan mudah

