Merekonstruksi Spirit Mahasiswa sebagai Agent of Change, Kyai Nan Karismatik Bekali Mahasiswa Melalui Nilai-Nilai Keislaman

Laporan: Qhotrun Nada, Ida Fitriyani, Sekar, Editor: Hijri

Salatiga, FaSya-Aktif dalam isu-isu kesetaraan Gender membawa sosok kyai nan karismatik, KH. Husein Muhammad dikenal dikancah nasional bahkan internasional. Kyai asal Cirebon ini memiliki banyak karya ilmiah dan forum kajian dalam membahas isu diskriminatif khususnya persoalan wanita serta menjadi pengasuh pondok pesantren Darr at-Tauhid di Cirebon. Tidak hanya berhenti pada karya ilmiah, beliau juga merupakan pengarang buku-buku, dan tulisan–tulisan ilmiah.

Bertempat di lapangan rumput Kampus 2 UIN Salatiga, kyai Husein yang sering dikenal Buya Husein berkenan hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) (23/08/2023). Sebanyak 467 mahasiswa baru (Maba) yang mengikuti kegiatan PBAK dituntut dapat mengkaji materi sehingga bisa merekonstruksi spirit mereka untuk memulai dan menjalani pendidikan di UIN Salatiga.

Buya Husein mengingatkan kepada segenap Maba bahwa tujuan belajar di sini untuk mencari ilmu bukan mencari ijazah. Sebab “pemuda hari ini adalah pemimpin dimasa yang akan datang.” Senada dengan tema pada PBAK kali ini yaitu Penerapan Nilai-nilai Keislaman dalam Moderasi Beragama diharap bisa sesuai dengan kebutuhan mental perjuangan mahasiswa saat ini.

Pancasila merupakan bentuk esensi Agama Islam yang diimplementasikan oleh Negara Indonesia sebagai pilar kebangsaan. Agama Islam menjadi cerminan dalam Moderasi Beragama, sehingga prinsip kehidupan dibentuk melalui Prinsip universal (manusia adalah ciptaan Tuhan) dan prinsip keadilan (tertuju pada perilaku bukan identitas). Nalar dalam Moderasi Beragama mengandung 7 prinsip utama yang harus tertanam dalam setiap diri manusia, imbuh beliau.”Jangan biarkan hari-harimu pergi tanpa menulis, membaca, dan menebar ilmu pengetahuan”, pesan beliau.

Leave a Comment