Solusi Harmonisasi Tantangan Sektor Perekonomian Syari’ah MES di Bali Menjadi Oleh-oleh Penting Kunjungan Mahasiswa HES di Masyarakat Ekonomi Syari’ah Bali
Bali-Bertepatan dengan Hari Raya Galungan (8-6-2022) di Bali, kunjungan mahasiswa Hukum Ekonomi Syari’ah (HES) Fakultas Syari’ah (FaSya) IAIN Salatiga menimba ilmu tata kelola kerja organisasi Masyarakat Ekonomi Syari’ah (MES) Bali.
Perjalan menuju lokasi di Denpasar Bali, rombongan 179 mahasiswa, 13 dosen dan 5 karyawan disuguhi pemandangan masyarakat Bali yang sedang berbondong-bondong menuju Pure terdekat dengan menggunakan atasan putih dan bawah batik khas Bali untuk beribadah.
Kunjungan diterima oleh pengurus MES Bali di Mushola Ar-Rahman Denpasar. Dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dengan memperkenalkan rombongan dan maksud untuk belajar pengetahuan mengelola organisasi MES Bali.
Selanjutnya, Pinto Wahyudi, S.E. selaku ketua umum MES Bali menjelaskan “Awal bank muslim masuk di Bali adalah BMT (Bank Muamalat). Kemudian pada tahun 2012 resmi berdiri MES di Provinsi dan sampai saat ini MES masih baru ada di tingkat Provinsi. Rencana agenda capaian berkomitmen untuk bagaimana bisa membentuk minimal kepengurusan 3 tingkat kabupaten di Provinsi Bali. Dengan awal kepengurusan seluruh kepala bank syariah masuk menjadi pengurus MES.
Pada tahun 2022 ini kepengurusan sudah yang ke-3, dengan rencana kerja akan berkolaborasi dengan ormas yang sebelumnya sudah berkolaborasi dengan MUI. Sektor masyarakat kami sudah membangun ekonomi lingkungan masjid, koperasi, ruko, loundry dan kedepan kami akan membentuk badan arbitrase nasional, imbuhnya.
Pada sesi diskusi, penanya pertama mahasiswa Ulil Aidi menanyakan “upaya yang dilakukan dan tantangan yang dihadapi MES Bali dalam mensosialisasikan gerakan perekonomian masyarakat lokal? Dan kerangka kerja logis kerja MES? Kemudian bagaimana branding MES di masyarakat Bali yang mayoritas non muslim?
Lanjut, Dina Safitri bertanya terkait bagaimana harmonisasi program-program kerja MES dengan masyarakat yang mayoritas non muslim?
Dijawab oleh Pinto “MES dengan kepengurusan sebelumnya sempat fakum karena pendekatan dengan masyarakat di Bali masih banyak tantangan yang berat. Pada kepengurusan saat ini, kami mulai melakukan pendekatan dengan pemerintah provinsi agar saling bisa menguatkan dan masyarakat lebih bisa menerima. Strategi yang kami lakukan harus bermain elok dan rapi sampai tingkat lingkungan tingkat Banjar (tingkat RT).
Kemudian kami sedang menggagas MES dapat bekerjasama dengan MUI untuk bisa mendapatkan lebih banyak dukungan. Didukung pada pemerintahan saat ini di kepengurusan pusat seperti Menteri BUMN Eric Tohir dan Ketua DPR-RI Puan Maharani yang menjadi pengurus MES pusat berpengaruh besar terhadap persepsi masyarakat terhadap MES di Bali, tutupnya.