Dukung Program MBKM, FaSya UIN Salatiga Gelar Workshop Pengembangan Kurikulum
Tawangmangu-Berorientasi kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) terkait kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, Program Studi (Prodi) Hukum Ekonomi Syari’ah (HES) Fakultas Syari’ah (FaSya) Universitas Islam Salatiga (UINSA) menyelenggarakan kegiatan workshop “Merdeka Belajar Kampus Merdeka”.
Bertempat di Tawangmangu (24-6-2022), Workshop dengan peserta segenap Dosen dan Tenaga Kependidikan berjumlah 35 dengan menghadirkan pemateri Prof. Dr. Drs. H. Makhrus Munajat, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tujuan digelar workshop, mendorong mahasiswa untuk mengikuti proses pembelajaran di dalam program studi untuk memenuhi sebagian masa dan beban belajar dan sisanya mengikuti proses pembelajaran di luar program studi. Serta membekali mahasiswa agar dapat menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja.
Membuka kegiatan, Dr. Hj. Siti Zumrotun, M.Ag., menyampaikan tujuan dari workshop ini agar “memberikan gambaran secara keseluruhan terhadap dosen-dosen Prodi HES yang masih belum mengerti bagaimana sistem pengimplementasian MBKM yang sebenarnya. Mengacu pada apa penyesuaian kurikulumnya dan apa yang harus dilakukan dosen untuk membimbing mahasiswa dalam mengikuti program MBKM ini.”
Esensi dari kemerdekaan belajar disampaikan oleh Makhrus “ketika kurikulum yang ada dapat memberi kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan, dan merdeka dari birokratisasi, dosen dibebaskan dari birokrasi yang berbelit serta mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih bidang yang mereka sukai.”
Urgensi dan Tujuan Kampus Merdeka adalah mendorong proses pembelajaran perguruan tinggi yang otonomi dan fleksibel menciptakan kultur belajar yang inovatif dan tidak mengekang mahasiswa serta sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, imbuhnya.
Setelah FaSya se-Indonesia mendapatkan kesetaraan lulusannya menyandang gelar Sarjana Hukum (S.H.), maka Fakultas memiliki tantangan untuk menghadirkan sebanyak 28 mata kuliah wajib. Pada kurikulum MBKM ini, FaSya mendapatkan pengakuan yang diharapkan ditingkat nasional sekaligus mendapatkan tantangan berat untuk membuktikan produk lulusan yang setara dengan Perguruan Tinggi Umum, Pungkasnya.
Sesi berikutnya, pemateri langsung mengajak para dosen untuk andil bersama membahas mata kuliah yang wajib pada Prodi HES berpedoman pada kurikulum MBKM. Sehingga ketika workshop ini selesai harapannya bisa menghasilkan produk kurikulum untuk Prodi HES yang berstandar MBKM.