Tekad Kuat dan Semangat, Kisah Muhamad Hafid Alumni FaSya UIN Salatiga yang Menjadi Hakim

Salatiga, FaSya- Lulus tahun 2013 STAIN Salatiga, M. Hafid, S.Sy., M.H. salah satu alumni Fakultas Syari’ah (FaSya) UIN Salatiga yang menjadi Hakim Pengadilan Agama Negeri. Pada tahun 2017 tepatnya di bulan Desember, hafid diterima calon pegawai Negeri Sipil (CPNS) Calon Hakim, kemudian pada tahun 2020 sampai saat ini menjadi Hakim Pengadilan Agama Makale (di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan). Kisah perjuangan Hafid tidak seindah yang dilihat pada saat ini. Melalui aplikasi chat online whatsapp, humas FaSya melalukan wawancara kepada hafid.

“Kisah ini diawali saat mendaftar kuliah. Ketika itu, pada awalnya ingin mengambil jurusan bahasa Arab. Namun, formulir pendaftaran yg sudah masuk saya ambil kembali, dengan tiba2 memilih jurusan Ahwal Syakhshiyyah Non Reguler. Alasan saya dulu karena saya kuliah harus sambil kerja. Karena pada hari Senin sampai Jumat saya kerja di fotokopi, Jum’at (siang) dan Sabtu saya kuliah bersama para pegawai yang mengambil kuliah non reguler. Pindah tempat bekerja pernah saya rasakan dari kerja di gudang, fotokopian, jasa pengetikan, berjualan singkong keju, sampai pernah kerja serabutan”, tutur Hafid.

Alasan menjadi Hakim disampaikan pula oleh Hafid “menjadi seorang Hakim, bagi saya sebenarnya bukan sebuah pilihan, tapi merupakan panggilan hati sebagai alumni Fakultas Syari’ah. Dahulu, pada saat saya kuliah di Hukum Keluarga, ketika itu masih STAIN Salatiga, ada seorang Dosen Tamu dari Pengadilan Agama Salatiga, seorang Wakil Ketua bernama Bapak Ali Syarifuddin, Lc. Beliau mengatakan, “siapa lagi yang akan meneruskan Peradilan Agama kalau bukan alumni syariah”. Kata-kata itu terus teringat oleh saya hingga saat ini, bahkan dahulu ketika saya wawancara seleksi calon hakim saya jawab begitu juga bahwa menjadi Hakim bagi alumni syariah adalah panggilan hati disaat negara membuka kesempatan itu. Dari diri pribadi, saya senang bekerja pada bidang yang berhubungan langsung dengan manusia, bisa mengerti dan memecahkan masalah adalah kepuasan tersendiri. Motivasi pendukung, bagi saya keluarga adalah pendukung yang utama. Ditambah lagi keinginan untuk terus berkembang menjadi manusia yang paling bermanfaat, sesuai dengan bidang masing-masing. خير الناس انفعهم للناس Itu motivasi pribadi saya”, Imbuhnya.

Kesan saat kuliah, saya melihat bahwa Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah sangat bersemangat mendidik dan mendorong mahasiswanya untuk berprestasi. Saya ingat dulu ketika saya minta beasiswa, ke Kaprodi. Beliau mengiyakan dengan syarat harus meningkat nilainya, alhamdulillah terkabul. Bahkan ketika mahasiswa sedang dalam kondisi sulit belajar, sangat dipahami dan terus didorong agar tidak putus asa. Saya pernah mengalami kegagalan ujian juga, hingga harus mengulang. Tapi, karena dosen memberi motivasi maka sayapun tidak menyianyiakan kesempatan. Pesan saya untuk mahasiswa Fasya UIN Salatiga, menjadi Mahasiswa Fakultas Syariah merupakan anugerah, di tangan kalianlah estafet hukum negara ini, pungkasnya.

Untuk Bapak Ibu Dosen, Terima kasih atas ilmunya, semoga selalu sehat dan senantiasa diberkahi oleh Allah SWT. Salam Hormat dari Muhamad Hafid, S.Sy., M.H.